Pages

Labels

Diberdayakan oleh Blogger.

Jumat, 27 Desember 2013

Tips dan Teknik Terbaik Budidaya Kelapa Sawit

 Tips dan Teknik Terbaik Budidaya Kelapa Sawit : Kelapa sawit atau Elaeis ini adalah tumbuhan industri penting penghasil minyak Seperti, Minyak Masak, Minyak Industri, Maupun bahan bakar (Biodiesel) Yang perkebunanya menghasilkan keuntungan yang besar sehingga banyak hutan dan perkebunan yang lama di komversi menjadi perkebunan buah kelapa sawit. Nah... Negara indonesia kita ini adalah lumayan banyak penghasil minyak kelapa sawit terbesar di Dunia. Di negara indonesia penyebaranya di daerah Aceh, Pantai timur Sumatra, Jawa juga Sulawesi.

Cara penanaman kelapa sawit yang baik dan benar berikut ini saya berikan beberapa tips dalam menanam kelapa sawit tersebut. Tips ini di rangkum dari pengalaman penulis selama belajar dan bertanam tanaman kelapa sawit. Berikut di bawah ini tips terbaik mudah dan benar budidaya kelapa sawit.

1. Pada lahan daerah yang kering, Dan menanam kelapa sawit dengan sistem lembah tangkapan air. Maksutnya : Tanah di gali terlebih dahulu yang berbentuk bulat berdiameter (150 cm Sedalam 30 cm) Kemudian di Tengah-tengahnya di gali lubang petak yang berukuran (50 x 50 x 50 cm) Untuk lubang penanaman Bibit. Hal ini akan sangat membantu asupan Air, Karena sawit adalah tanaman yang sangat banyak membutuhkan air. Selain dari itu akan membantu Efisiensi pemupukan. Karena akan menghindari hanyutnya pupuk yang terbawa air hujan. Akan tetapi tentu biayanya lumayan besar, Namun dalam jangka panjang perlakuan ini akan jauh lebih menguntungkan anda.


2. Pada lahan yang ada serangan hama tikusnya, Balutlah pangkal pohon sawit yang baru di tanam dengan kawat ram atau kawat kandang ayam setinggi (50 cm). Dan bagian bawah kawat haruslah kandas ke tanah, Dan bisa juga memakai Jala bekas. Kemudian pembalutan dilakukan dengan tidak terlalu ketat dan kuat, Agar pertumbuhan batang kelapa sawit tidak terganggu.


Tips Terbaik Dan Mudah Budidaya Kelapa Sawit
 

3. Apabila ada pohon kelapa sawit yang berbuah Jarum, Atau durinya saja yang banyak namun buah nya terlalu kecil, Stop, jangan di tebang atau di ganti, Kumpulkan sampah dedaunan kering sekitar pangkal batangnya kemudian bakar sampai daun pada pelapah terbawah pohon yang sedikit layu. Anda lakukan setiap 20 hari sekali atau setiap pemanenan buah kelapa sawit Sekitarnya. Selain dari itu buah jarumnya haruslah tetap di panen, Di buang, Dan pelapahnya juga di bersihkan sesuai rotasi pembersihan pelapah kelapa sawit yang lainya. Kemidian secara Berlahan-lahan pohon kelapa sawit ini akan berubah buahnya menjadi normal dan bagus layaknya buah sawit yang Normal.

4. Lahan yang terlalu tinggi kandungan asam/Aluminiumnya (AL) Maka bisa di netralkan dengan meneburkan Pupuk Abu atau pupuk Dotani dan tanah kapur sebanyak (30 kg Perpohon). Hal seperti ini bisa juga di terapkan untuk lahan yang gambut dalam.

5. Ciri-ciri sawit jenis dura : Sabut buahnya tipis, Kernel (Tempurung bijinya) Besar dan tebal. Biji (Intinya) Juga besar atau berjumlah sampai 3 biji dalam satu tempurung atau cangkang. Jenis ini banyak di tanam oleh rakyat petani, Karena Bobot TBS nya yanglebih berat. Sebaliknya sawit jenis Tenera, Sawit tenera ini sabut kelapanya tebal, Kernelnya kecil dan kulit kernelnya tipis. Bobot TBSnya lebih ringan di banding sawit jenis dura,Jenis tenera ini paling banyak di tanam di perkebunan besar karena rendemen atau pesentase CPO Nya yang tinggi. Juga kulit bijinya yang tipis dan lunak akan sangat menghemat usia peralatan pabrik buah kelapa sawit.

6. Jarak tanaman pohon buah sawit sebaiknya tidak kurang dari (9 x 8 Meter) Kecuali anda menggunakan bibit sawit unggul pelepah pendek. Sawit unggul pelepah pendek tersebut memang bisa di tanam lebih rapat dari pada sawit lokal. Dan lebih menguntungkan dalam jangka pendek dan menengah. Tetapi dalam jangka panjang maka hasilnya akan kalah sedikit di banding sawit lokal. Karena usia sawit lokal yang lebih panjang hingga (3-4 Tahun). Nah selain dari itu sawit unggul tandan buahnya akan sedikit mengecil apabila telah berusia diatas lokal. Sehingga sering patah atau tumbang jika datang badai atau angin besar.

Hal ini yang membuat banyak perkebunan besar pohon sawitnya tinggal (60-75%) saja pada saat peremajaan. Bandingkan dengan sawit lokal yang biasanya bertahan pada kisaran (90%) pohon masih berdiri.Selain dari faktor bibit, Faktor pemupukan juga ikut menetukan kekokohan pohon. Pupuk yang banyak akan membuat batang dan akar pohon sawit menjadi rapuh.Ciri-ciri pohon sawit yang kebanyakan pupuk adalah, Batangnya Gundul, Sedikit sekali sisa pangkal pelapah yang masih menempel.   


7. Pada saat ini perkebunan melakukan Planting inter planting pada saat peremajaan tanaman buah sawit. Maksutnya : 3 tahun sebelum sawit tua diafkir atau di tumbang,Bibit sawit baru berumur 2 tahun setelah di tanam tepat diantara jarak tanak yang lama. Setelah tanaman baru berumur 3 tahun, Baru sawit lama di tumbang dengan (Buldozer) Dan ada juga membunuh pohon tua tersebut dengan meracun. Cara mematikan kelapa sawit yang sudah tua dan tidak produktif :
  • Campurkan 125-150 ml Biolon 480 EC ke dalam 1 lt minyak solar.
  • Buatlah lubang pada batang kelapa sawit 1 meter di atas permukaan tanah dengan menggunakan bor dengan kedalaman lubang 20-25 cm dan dengan kemiringan 45 derajat.
  • Masukkan campuran biolon – solar sebanyak 125-150 ml/pohon, hasilnya pohon tersebut akan mati dan lahan dapat di tanami dengan tanaman yang baru disela-sela tanaman yang sdh mati. Kemudian lubang di tutup lagi dengan tanah liat, Dan posisi lubang adalah mengarah ke bawah, Sehingga racun tidak tumpah, Dan jumlah racun berkisar (150 cc).

8. Bibit sawit yang berumur 2 tahun, Sebelum di bawa ke kebun sawit, Di potong terlebih dahulu semua pelapahnya Setengah, Kecuali di bagian Pucuk. Hal ini untuk mencegah Stress akibat penguapan air pohon yang berlebihan, Perhatikan, Jangan membuang tanah yang ada di dalam (Polibag) Dan polibag haruslah di buka sebelum bibit di tanamkan. Dan hentikan penyiraman bibit 2 hari sebelum di pindahkan ke kebun atau kelapangan Guna mencegah pecahnya tanah pada saat diangkut.

9. Waktu membongkar bibit besar dari dari tempat tanam pembibitanya, Lalu miringkan bibit kemudian potong akarnya yang menembus polibag dengan arit/sabit. Peringatan, jangan pernah menariknya dengan paksa,demikian saja sedikit tips dengan bertanam buah sawit.

Teknik Budidaya Sawit


1. Syarat pertumbuhan 


Iklim : Lama penyinaran matahari Rata-rata (5-7 jam/hari) Curah hujan tahunan (1.500-4.000 mm) Dan temperatur optimal (24-28 OC) Juga ketinggian tempat yang ideal antara (1-500 m dpl) Kecepatan angin (5-6 km/jam) Untuk membantu proses penyerbukan.

2. Media tanam

Tanah yang baik mengandung banyak lempung, Beraerasi baik dan subur. Berdrainase baik, Permukaan air tanah cukup dalam, Dan solum juga cukup dalam (80 cm) pH tanah 4-6,Dan tanah tidak berbatu,Tanah Latosol, Ultisol dan Aluvial,Tanah gambut saprik, Dataran pantai dan muara sungai dapat di jadikan perkebunan kelapa sawit.

3.Pedoman teknis budidaya kelapa sawit

Pembibitan dan penyemaian : Kecambah di masukkan polibag (12 x 23 atau 15 x 23 cm berisi 1,5-2,0kg) Tanah lapisan atas yang telah diayak. Kecambah di tanam sedalam (2 cm) Dan tanah di polibag harus berumur sampai 3-4 bulan dan berdaun 4-5 helai, Dan bibit di pindah tanamkan. Bibit dari dederan di pndahkan kedalam polibag (40 x 50 cm) setebal (0,11 mm) yang berisi (15-30 kg) tanah lapisan atas yang diayak, Dan sebelum bibit di tanam siram tanah dengan POC NASA 5 ml atau 0,5 tutup/liter air. Polibag diatur dalam posisi segitiga sama sisi dengan jarak (90 x 90 cm).

4. Pemeliharaan pembibitan

Penyiraman di lakukan 2 kali sehari, Dan penyiangan 2-3 kali sebelum atau di sesuaikan dengan pertumbuhan gulma. Bibit tidak normal, Berpenyakit dan mempunyai kelainan genetis harus di buang. Seleksi di lakukan pada umur 4 dan 9 bulan. Pemupukan pada saat pembibitan sebagai berikut di bawah ini :

1. Pupuk makro

Minggu pertama : (15-15-6-4)
Minggu kedua dan tiga : (2 gram)       

Minggu keempat dan lima : (4 gr)
Minggu enam dan delapan : (6 gr)
Minggu ke sepuluh dan dua belas : (8 gr)
Mingu ke 14, 15, 16 & 20 (8 g)
Minggu 22, 24, 26 & 28 (12gr)
Minggu 30, 32, 34 & 36 (17gr)
Minggu 38 & 40 (20gr).
Minggu 12-12-17-2 Minggu 19 & 21 (4gr) 
Minggu 23 & 25 (6gr)
Minggu untuk 27, 29 & 31 (8gr)
POC NASA minggu mulai 1-40 (air memercik 1-2cc/lt perbibit 1-2 minggu).

Dengan Catatan: Akan lebih baik pembibitan diselingi / SUPER NASA 1-3 kali digabungkan dengan dosis 1 botol + 400 bibit. 1 botol SUPER NASA diencerkan dalam 4 liter (4000 ml) air digunakan sebagai larutan induk. Kemudian setiap 1 liter air diberi 10 ml larutan induk tadi untuk penyiraman


Teknik Penanaman


Penentuan Pola TanamanPola tanam monokultur atau tumpangsari dapat. Tanaman penutup tanah (legume penutup tanaman LCC) di bidang perkebunan kelapa sawit sangat penting karena dapat memperbaiki sifat fisika, kimia dan biologi tanah, mencegah erosi, menjaga kelembaban tanah dan menekan pertumbuhan tanaman pengganggu ( gulma). Kacang-kacangan Penanaman harus dilaksanakan secepat persiapan lahan selesai.3.2.2. Tanaman Lubang pembuatan


Lubang tanam dibuat beberapa hari sebelum tanam dengan ukuran 50 × 40 cm sedalam 40 cm. Sisa tanah digali (20 cm) dipisahkan dari tanah di bawah. 9 × 9x9 m jarak. Daerah perbukitan, membuat teras melingkari bukit dan lubang berjarak 1,5 m dari sisi lereng.3.2.3. Penanaman Metode


Penanaman di awal musim hujan, setelah hujan turun terus. Sehari sebelum tanam, bibit dalam polybag flush. Lepaskan plastik polybag dengan hati-hati dan menaruh benih ke dalam lubang. Taburkan Natural GLIO yang telah tumbuh di kotoran selama 1 minggu + sekitar akar tanaman. Segera ditimbun dengan tanah digali. Tuang merata dengan dosis ± POC NASA 5-10 ml / liter air setiap pohon atau semprot (dosis 3-4 tutup / tangki). Hasilnya akan lebih baik jika Anda menggunakan SUPER NASA. Adapun cara menggunakan SUPER NASA adalah sebagai berikut: 1 botol SUPER NASA diencerkan dalam 2 liter (2000 ml) air digunakan sebagai larutan induk. Kemudian setiap 1 liter air diberi 10 ml larutan induk tadi untuk penyiraman setiap pohon.



Pemeliharaan Tanaman

Jahitan dan SpasiDisulam dengan bibit tanaman mati berusia 10-14 bulan. Populasi 1 hektar + 135-145 pohon agar tidak ada sinar matahari kompetisi.3.3.2. PenyianganTanah di sekitar pohon harus bersih dari gulma.3.3.3. PemupukanAnjuran pemupukan sebagai berikut:Pupuk MakroUrea 1. Bulan 6, 12, 18, 24, 30 & 362. Bulan ke 42, 48, 54, 60 dll225 kg / ha1000 kg / haTSP 1. Bulan 6, 12, 18, 24, 30 & 362. Bulan ke 48 & 60115 kg / ha750 kg / haMOP / KCl 1. Bulan 6, 12, 18, 24, 30 & 362. Bulan ke 42, 48, 54, 60 dll200 kg / ha1.200 kg / haKieserite 1. Bulan 6, 12, 18, 24, 30 & 362. Bulan ke 42, 48, 54, 60 dll75 kg / ha600 kg / haBorax 1. Bulan 6, 12, 18, 24, 30 & 362. Bulan ke 42, 48, 54, 60 dll20 kg / ha40 kg / haNB. : Pupuk pertama harus di awal musim hujan (September-Oktober) dan kedua di akhir musim hujan (Maret-April).


POC NASAa. Dosis POC NASA mulai awal tanam:0-36 bln 2-3 tutup / diencerkan secukupnya dan tuangkan di sekitar pangkal batang, setiap 4-5 bulan> 36 bln 3-4 tutup / diencerkan secukupnya dan tuangkan di sekitar pangkal batang, setiap 3-4 bulanb. Dosis POC NASA produksi di pabrik yang ada tetapi tidak dari awal memakai POC NASATahap 1: Aplikasikan 3-4 kali berturut-turut dengan interval 1-2 bulan. Dosis 3-4 tutup / pohonTahap 2: Aplikasikan setiap 3-4 bulan. Dosis 3-4 tutup / pohonCatatan: Akan lebih baik pemberian diselingi / ditambah SUPER NASA 1-2 kali / tahun dengan dosis 1 botol 200 + tanaman. Bagaimana untuk melihat Teknik Penanaman (Titik 3.2.3.)3.3.4. Daun pemangkasanAda tiga jenis pemangkasan adalah:a. Pemangkasan pasirMembuang daun kering, buah atau buah busuk pertama kalinya 16-20 tanaman bulan.b. Penurunan produksiPotong daun yang tumbuh tumpang tindih (songgo dua) untuk persiapan panen umur 20-28 bulan.c. Pemeliharaan pemangkasanBuang daun songgo dua secara teratur sehingga jumlah tanaman pokok hanya ada 28-54 helai.3.3.5. Bunga pengebirianBunga potong tumbuh pria dan wanita pada 12-20 bulan tanaman tua.3.3.6. Buatan PenyerbukanUntuk mengoptimalkan jumlah tandan buah, penyerbukan dibantu dibuat oleh manusia atau serangga.a. Penyerbukan oleh manusiaSelesai saat tanaman 2-7 minggu pada bunga betina sedang represif (bunga betina siap untuk diserbuki oleh serbuk sari jantan). Karakteristik bunga represif adalah kepala putik terbuka, warna stigma kemerahan dan berlendir. Penyerbukan cara:1. Mandi bunga selubung.2. Campur serbuk sari dengan murni bedak (1:2). Serbuk sari diambil dari pohon yang baik dan biasanya sudah dipersiapkan di laboratorium, semprotkan serbuk sari pada stigma menggunakan lap bayi / puffer.b. Penyerbukan oleh serangga penyerbuk Kelapa SawitCamerunicus Elaeidobius serangga penyerbuk tertarik pada bau bunga jantan. Serangga dirilis menjadi bunga betina sebagai represif. Keuntungan ini adalah tandan buah cara yang lebih besar, bentuk buah lebih sempurna, lebih produksi minyak 15% dan produksi inti (minyak inti) meningkat sampai 30%.


Hama dan Penyakit

3.4.1. Hamaa. Hama MitePenyebab: tungau merah (Oligonychus). Bagian diserang adalah daun. Gejala: daun bronz mengkilap dan berwarna. Pengendalian: Semprotkan Pestona atau BVR.b. Ulat SetoraPenyebab: Setora Nitens. Bagian yang diserang adalah daun. Gejala: daun dimakan sehingga lidinya ditinggalkan sendirian. Pengendalian: Penyemprotan dengan Pestona.3.4.2. Penyakita. Akar LedakanPenyebab: Rhizoctonia lamellifera dan Phythium Sp. Menyerang bagian akar. Gejala: Kematian mendadak di persemaian bibit, tanaman dewasa layu dan mati, terjadi pembusukan akar. Pengendalian: membuat persemaian yang baik, penyediaan air irigasi pada musim kemarau, penggunaan bibit berumur lebih dari 11 bulan. Pencegahan dengan penggunaan Natural GLIO.b. Garis kuningPenyebab: Fusarium oxysporum. Daun diserang. Gejala: kuning pucat oval lingkaran di sekitar warna coklat pada daun, daun kering. Pengendalian: inokulasi penyakit pada bibit dan tanaman muda. Pencegahan dengan penggunaan Natural GLIO sejak awal.c. Dry Rot BasalPenyebab: Ceratocyctis paradoxa. Rods diserang. Gejala: kulit rapuh, daun dan busuk kering, daun muda mati dan kering. Pengendalian: adalah dengan menanam bibit yang telah diinokulasi penyakit.Catatan: Jika pengendalian hama dengan menggunakan pestisida alami tidak dapat mengatasi dengan pestisida kimia yang dianjurkan digunakan. Agar lebih merata penyemprotan pestisida kimia dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata AERO 810, dosis + 5 ml (1/2 tutup) / tangki. Penyemprotan herbisida (untuk gulma) agar lebih efektif dan efisien dapat dicampur Perekat Perata AERO 810, dosis + 5 ml (1/2 tutup) / tangk


Panen

Harvest TimeMulai berbuah setelah 2,5 tahun dan 5,5 bulan setelah penyerbukan masak. Dapat dipanen ketika tanaman telah berusia 31 bulan, setidaknya 60% dari buah itu masak panen, pohon-pohon 1 dari 5 tandan buah panen matang. Karakteristik tandan matang dipanen minimal 5 bagian lepas / jatuh dari tandan yang beratnya kurang dari 10 kg atau setidaknya 10 buah tandan longgar seberat 10 kg atau lebih.

 

Sekian terimakasih karena anda telah menyimak dan membaca artikel Tips dan Teknik Terbaik Budidaya Kelapa Sawit tersebut, Semoga banyak manfaatnya untuk anda tentunya pengunjung saya

Jumat, 20 Desember 2013

Apakah Pelaku Onani/Masturbasi Mendapat Dosa Seperti Orang yang Berzina?

Dijawab oleh: Al-Ustadz Abu Abdillah As Sarbini Al- Makassari
Permasalahan onani/masturbasi (istimna’) adalah permasalahan yang telah dibahas oleh para ulama. Onani adalah upaya mengeluarkan mani dengan menggunakan tangan atau yang lainnya. Hukum permasalahan ini ada rinciannya sebagai berikut:
1. Onani yang dilakukan dengan bantuan tangan/anggota tubuh lainnya dari istri atau budak wanita yang dimiliki. Jenis ini hukumnya halal, karena termasuk dalam keumuman bersenang-senang dengan istri atau budak wanita yang dihalalkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.1 Demikian pula hukumnya bagi wanita dengan tangan suami atau tuannya (jika ia berstatus sebagai budak, red.). Karena tidak ada perbedaan hukum antara laki-laki dan perempuan hingga tegak dalil yang membedakannya. Wallahu a’lam.
2. Onani yang dilakukan dengan tangan sendiri atau semacamnya. Jenis ini hukumnya haram bagi pria maupun wanita, serta merupakan perbuatan hina yang bertentangan dengan kemuliaan dan keutamaan. Pendapat ini adalah madzhab jumhur (mayoritas ulama), Al-Imam Asy-Syafi’i rahimahullahu, dan pendapat terkuat dalam madzhab Al-Imam Ahmad rahimahullahu. Pendapat ini yang difatwakan oleh Al-Lajnah Ad-Da’imah (yang diketuai oleh Asy-Syaikh Ibnu Baz), Al-Albani, Al-’Utsaimin, serta Muqbil Al-Wadi’i rahimahumullah. Dalilnya adalah keumuman firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
وَالَّذِينَ هُمْ لِفُرُوجِهِمْ حَافِظُونَ. إِلَّا عَلَى أَزْوَاجِهِمْ أوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُهُمْ فَإِنَّهُمْ غَيْرُ مَلُومِينَ. فَمَنِ ابْتَغَى وَرَاءَ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الْعَادُونَ
Dan orang-orang yang menjaga kemaluan-kemaluan mereka (dari hal-hal yang haram), kecuali terhadap istri-istri mereka atau budak-budak wanita yang mereka miliki, maka sesungguhnya mereka tidak tercela. Barangsiapa mencari kenikmatan selain itu, maka merekalah orang-orang yang melampaui batas.” (Al-Mu’minun: 5-7, juga dalam surat Al-Ma’arij: 29-31)
Perbuatan onani termasuk dalam keumuman mencari kenikmatan syahwat yang sifatnya melanggar batasan syariat yang dihalalkan, yaitu di luar kenikmatan suami-istri atau tuan dan budak wanitanya.
Sebagian ulama termasuk Asy-Syaikh Ibnu ‘Utsaimin rahimahullahu berdalilkan dengan hadits ‘Abdillah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu:
يَا مَعْشَرَ الشَّبَابِ، مَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمُ اْلبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِلْبَصَرِ وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ، وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ فَإِنَّهُ لَهُ وِجَاءٌ
Wahai sekalian pemuda, barangsiapa di antara kalian yang telah mampu menikah, maka menikahlah, karena pernikahan membuat pandangan dan kemaluan lebih terjaga. Barangsiapa belum mampu menikah, hendaklah dia berpuasa, karena sesungguhnya puasa merupakan obat yang akan meredakan syahwatnya.” (Muttafaq ‘alaih)
Al-’Utsaimin rahimahullahu berkata: “Sisi pendalilan dari hadits ini adalah perintah Rasul Shallallahu ‘alaihi wa sallam bagi yang tidak mampu menikah untuk berpuasa. Sebab, seandainya onani merupakan adat (perilaku) yang diperbolehkan tentulah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam akan membimbing yang tidak mampu menikah untuk melakukan onani, karena onani lebih ringan dan mudah untuk dilakukan ketimbang puasa.”
Apalagi onani sendiri akan menimbulkan mudharat yang merusak kesehatan pelakunya serta melemahkan kemampuan berhubungan suami-istri jika sudah berkeluarga, wallahul musta’an.2
Adapun hadits-hadits yang diriwayatkan dalam hal ini adalah hadits-hadits yang dha’if (lemah). Kelemahan hadits-hadits itu telah diterangkan oleh Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullahu dalam At-Talkhish Al-Habir (no. 1666) dan Al-Albani dalam Irwa’ Al-Ghalil (no. 2401) serta As-Silsilah Adh-Dha’ifah (no. 319). Di antaranya hadits ‘Abdullah bin ‘Amr radhiyallahu ‘anhuma:
سَبْعَةٌ لاَ يَنْظُرُ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ إِلَيْهِمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَلاَ يُزَكِّيْهِمْ وَيَقُوْلُ: ادْخُلُوْا النَّارَ مَعَ الدَّاخِلِيْنَ: … وَالنَّاكِحُ يَدَهُ …. الْحَدِيْثَ
Ada tujuh golongan yang Allah tidak akan memandang kepada mereka pada hari kiamat, tidak akan membersihkan mereka (dari dosa-dosa) dan berkata kepada mereka: ‘Masuklah kalian ke dalam neraka bersama orang-orang yang masuk ke dalamnya!’ (di antaranya): … dan orang yang menikahi tangannya (melakukan onani/masturbasi) ….dst.” (HR. Ibnu Bisyran dalam Al-Amali, dalam sanadnya ada Abdullah bin Lahi’ah dan Abdurrahman bin Ziyad bin An’um Al-Ifriqi, keduanya dha’if [lemah] hafalannya)
Namun apakah diperbolehkan pada kondisi darurat, yaitu pada suatu kondisi di mana ia khawatir terhadap dirinya untuk terjerumus dalam perzinaan atau khawatir jatuh sakit jika air maninya tidak dikeluarkan? Ada khilaf pendapat dalam memandang masalah ini.
Jumhur ulama mengharamkan onani secara mutlak dan tidak memberi toleransi untuk melakukannya dengan alasan apapun. Karena seseorang wajib bersabar dari sesuatu yang haram. Apalagi ada solusi yang diajarkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk meredakan/meredam syahwat seseorang yang belum mampu menikah, yaitu berpuasa sebagaimana hadits Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu di atas.
Sedangkan sekelompok sahabat, tabi’in, dan ulama termasuk Al-Imam Ahmad rahimahullahu memberi toleransi untuk melakukannya pada kondisi tersebut yang dianggap sebagai kondisi darurat.3 Namun nampaknya pendapat ini harus diberi persyaratan seperti kata Al-Albani rahimahullahu dalam Tamamul Minnah (hal. 420-421): “Kami tidak mengatakan bolehnya onani bagi orang yang khawatir terjerumus dalam perzinaan, kecuali jika dia telah menempuh pengobatan Nabawi (yang diperintahkan oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam), yaitu sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada kaum pemuda dalam hadits yang sudah dikenal yang memerintahkan mereka untuk menikah dan beliau bersabda:
فَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ، فَإِنَّهُ لَهُ وِجَاءٌ
Maka barangsiapa belum mampu menikah hendaklah dia berpuasa, karena sesungguhnya puasa merupakan obat yang akan meredakan syahwatnya.”
Oleh karena itu, kami mengingkari dengan keras orang-orang yang memfatwakan kepada pemuda yang khawatir terjerumus dalam perzinaan untuk melakukan onani, tanpa memerintahkan kepada mereka untuk berpuasa.”
Dengan demikian, jelaslah kekeliruan pendapat Ibnu Hazm rahimahullahu dalam Al-Muhalla (no. 2303) dan sebagian fuqaha Hanabilah yang sekadar memakruhkan onani dengan alasan tidak ada dalil yang mengharamkannya, padahal bertentangan dengan kemuliaan akhlak dan keutamaan.
Yang lebih memprihatinkan adalah yang sampai pada tahap menekuninya sebagai adat/kebiasaan, untuk bernikmat-nikmat atau berfantasi/mengkhayalkan nikmatnya menggauli wanita. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullahu berkata dalam Majmu’ Al-Fatawa (10/574): “Adapun melakukan onani untuk bernikmat-nikmat dengannya, menekuninya sebagai adat, atau untuk mengingat-ngingat (nikmatnya menggauli seorang wanita) dengan cara mengkhayalkan seorang wanita yang sedang digaulinya saat melakukan onani, maka yang seperti ini seluruhnya haram. Al-Imam Ahmad rahimahullahu mengharamkannya, demikian pula yang selain beliau.” Wallahu a’lam.
Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala membimbing para pemuda dan pemudi umat ini untuk menjaga diri mereka dari hal-hal yang haram dan hina serta merusak akhlak dan kemuliaan mereka. Amin.
Washallallahu ‘ala nabiyyina Muhammad wa ‘ala alihi washahbihi wasallam, walhamdulillahi Rabbil ‘alamin.
Apakah pelaku onani/masturbasi mendapat dosa seperti orang yang berzina?
Adi Wicaksono, lewat email
Penetapan kadar dan sifat dosa yang didapatkan oleh seorang pelaku maksiat, apakah sifatnya dosa besar atau dosa kecil harus berdasarkan dalil syar’i. Perbuatan zina merupakan dosa besar yang pelakunya terkena hukum hadd. Nash-nash tentang hal itu sangat jelas dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah.
Adapun masturbasi/onani dengan tangan sendiri atau semacamnya (bukan dengan bantuan tangan/anggota tubuh dari istri atau budak wanita yang dimiliki), terdapat silang pendapat di kalangan ulama. Yang benar adalah pendapat yang menyatakan haram. Hal ini berdasarkan keumuman ayat 5-7 dari surat Al-Mu’minun dan ayat 29-31 dari surat Al-Ma’arij. Onani termasuk dalam keumuman mencari kenikmatan syahwat yang haram, karena melampaui batas syariat yang dihalalkan, yaitu kenikmatan syahwat antara suami istri atau tuan dengan budak wanitanya. Adapun hadits-hadits yang diriwayatkan dalam hal ini yang menunjukkan bahwa onani adalah dosa besar merupakan hadits-hadits yang dha’if (lemah) dan tidak bisa dijadikan hujjah. Di antaranya:
سَبْعَةٌ لاَ يَنْظُرُ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ إِلَيْهِمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَلاَ يُزَكِّيْهِمْ وَيَقُوْلُ: ادْخُلُوْا النَّارَ مَعَ الدَّاخِلِيْنَ: … وَالنَّاكِحُ يَدَهُ …. الْحَدِيْثَ
Ada tujuh golongan yang Allah tidak akan memandang kepada mereka pada hari kiamat, tidak akan membersihkan mereka (dari dosa-dosa) dan berkata kepada mereka: ‘Masuklah kalian ke dalam neraka bersama orang-orang yang masuk ke dalamnya!’: … dan orang yang menikahi tangannya (melakukan onani/masturbasi) ….dst.”4
Sifat onani yang paling parah dan tidak ada seorang pun yang menghalalkannya adalah seperti kata Syaikhul Islam dalam Majmu’ Al-Fatawa (10/574): “Adapun melakukan onani untuk bernikmat-nikmat dengannya, menekuninya sebagai adat, atau untuk mengingat-ngingat/mengkhayalkan (nikmatnya menggauli seorang wanita) dengan cara mengkhayalkan seorang wanita yang sedang digaulinya saat melakukan onani, maka yang seperti ini seluruhnya haram. Al-Imam Ahmad rahimahullahu mengharamkannya, demikian pula selain beliau. Bahkan sebagian ulama mengharuskan hukum hadd bagi pelakunya.”
Penetapan hukum hadd dalam hal ini semata-mata ijtihad sebagian ulama mengqiyaskannya dengan zina. Namun tentu saja berbeda antara onani dengan zina sehingga tidak bisa disamakan. Karena zina adalah memasukkan kepala dzakar ke dalam farji wanita yang tidak halal baginya (selain istri dan budak wanita yang dimiliki). Oleh karena itu, yang benar dalam hal ini adalah pelakunya hanya sebatas diberi ta’zir (hukuman) yang setimpal sebagai pelajaran dan peringatan baginya agar berhenti dari perbuatan maksiat tersebut. Pendapat ini adalah madzhab Hanabilah, dibenarkan oleh Al-Imam Ibnu ‘Utsaimin rahimahullahu dalam Asy-Syarhul Mumti’ Kitab Al-Hudud Bab At-Ta’zir dan difatwakan oleh Al-Lajnah Ad-Da’imah yang diketuai oleh Al-Imam Ibnu Baz rahimahullahu dalam Fatawa Al-Lajnah (10/259).
Adapun bentuk hukumannya kembali kepada ijtihad hakim, apakah dicambuk (tidak lebih dari sepuluh kali), didenda, dihajr (diboikot), didamprat dengan celaan, atau lainnya, yang dipandang oleh pihak hakim dapat membuatnya jera dari maksiat itu dan bertaubat.5 Wallahu a’lam.
Kesimpulannya, masturbasi tidak bisa disetarakan dengan zina, karena tidak ada dalil yang menunjukkan hal itu. Namun onani adalah maksiat yang wajib untuk dijauhi. Barangsiapa telah melakukannya hendaklah menjaga aibnya sebagai rahasia pribadinya dan hendaklah bertaubat serta memohon ampunan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Apabila urusannya terangkat ke mahkamah pengadilan, maka pihak hakim berwenang untuk memberi ta’zir (hukuman) yang setimpal, sebagai pelajaran dan peringatan baginya agar jera dari perbuatan hina tersebut. Wallahu a’lam.
1 Pertama kali kami mendengar faedah ini dari guru besar kami, Al-Walid Al-Imam Muqbil bin Hadi Al-Wadi’i rahimahullahu dalam majelis beliau. Silakan lihat pula Fatawa Al-Lajnah Ad-Da’imah (10/259), Al-Iqna’ pada Kitab An-Nikah Bab ‘Isyratin Nisa’. Hal ini merupakan ijma’ (kesepakatan) ulama sebagaimana dinukilkan oleh Al-Imam Asy-Syaukani rahimahullahu dalam kitabnya yang berjudul Bulughul Muna fi Hukmil Istimna’, walhamdulillah –pen.
2 Lihat tafsir surat Al-Mu’minun dalam Tafsir Ath-Thabari, Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Al-Baghawi, Majmu’ Al-Fatawa (10/574, 34/229), Fatawa Al-Lajnah (10/259), Tamamul Minnah (hal. 420), Majmu’ Ar-Rasa’il (19/234, 235-236), Asy-Syarhul Mumti’ Kitab Al-Hudud Bab At-Ta’zir –pen.
3 Lihat Majmu’ Al-Fatawa (10/574, 34/229-230) –pen.
4 Lihat penjelasan hadits ini dalam Problema Anda: Hukum Onani/Masturbasi.
5 Lihat Asy-Syarhul Mumti’ Kitab Al-Hudud Bab At-Ta’zir –pen.
Sumber: Salafy.or.id Penulis : Al-Ustadz Abu Abdillah As-Sarbini Al-Makassari Judul: Hukum Onani

Keutamaannya Dzikir Pagi dan Petang Sesuai Tuntunan Rasulullah


Sangat banyak ayat ataupun hadits yang menerangkan keutamaan berdzikir kepada Allah. Bahkan Allah dan Rasul-Nya telah memerintahkan dan menganjurkan kepada kita agar senantiasa berdzikir dan mengingat-Nya (lihat edisi 29/III tentang dzikir-dzikir setelah shalat wajib). Jangan sampai harta, anak-anak ataupun kegiatan duniawi melalaikan kita dari berdzikir kepada Allah.
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا لاَ تُلْهِكُمْ أَمْوَالُكُمْ وَلاَ أَوْلاَدُكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللهِ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ
Hai orang-orang yang beriman, janganlah harta-harta kalian dan anak-anak kalian melalaikan kalian dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang rugi.” (Al-Munaafiquun:9)
Sangat banyak ayat ataupun hadits yang menerangkan keutamaan berdzikir kepada Allah. Bahkan Allah dan Rasul-Nya telah memerintahkan dan menganjurkan kepada kita agar senantiasa berdzikir dan mengingat-Nya (lihat edisi 29/III tentang dzikir-dzikir setelah shalat wajib). Jangan sampai harta, anak-anak ataupun kegiatan duniawi melalaikan kita dari berdzikir kepada Allah.
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا لاَ تُلْهِكُمْ أَمْوَالُكُمْ وَلاَ أَوْلاَدُكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللهِ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ
Hai orang-orang yang beriman, janganlah harta-harta kalian dan anak-anak kalian melalaikan kalian dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang rugi.” (Al-Munaafiquun:9)
Di antara dzikir-dzikir yang disunnahkan untuk dibaca dan diamalkan adalah dzikir pagi dan sore. Dzikir pagi dilakukan setelah shalat shubuh sampai terbit matahari atau sampai matahari meninggi saat waktu dhuha, kira-kira jam tujuh atau jam delapan. Adapun dzikir sore dilakukan setelah shalat ‘ashar sampai terbenam matahari atau sampai menjelang waktu ‘isya.
Banyak sekali keutamaan dzikir pagi dan sore sebagaimana yang dijelaskan di dalam hadits-hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Adapun bacaannya dan penjelasan tentang keutamaannya adalah sebagai berikut:
1. Membaca:
الْحَمْدُ لِلَّهِ وَحْدَهُ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى مَنْ لاَ نَبِيَّ بَعْدَهُ
Dibaca sekali ketika pagi dan sore. Dari Anas yang dia memarfu’kannya (sampai kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam), “Sungguh aku duduk bersama suatu kaum yang berdzikir kepada Allah setelah shalat shubuh sampai terbitnya matahari lebih aku sukai daripada membebaskan/memerdekakan empat orang dari keturunan Nabi Isma’il (bangsa ‘Arab). Dan sungguh aku duduk bersama suatu kaum yang berdzikir kepada Allah setelah shalat ‘ashar sampai terbenamnya matahari lebih aku sukai daripada membebaskan empat orang (budak).” (HR. Abu Dawud no.3667 dan dihasankan oleh Asy-Syaikh Al-Albaniy dalam Shahih Abu Dawud 2/698)
2. Membaca ayat kursi (Al-Baqarah:255)
Dibaca sekali ketika pagi dan sore. “Barangsiapa membacanya di pagi hari maka akan dilindungi dari (gangguan) jin sampai sore, dan barangsiapa yang membacanya di sore hari maka akan dilindungi dari gangguan mereka (jin).” (HR. Al-Hakim 1/562 dan dishahihkan Asy-Syaikh Al-Albaniy dalam Shahih At-Targhiib wat Tarhiib 1/273)
3. Membaca surat Al-Ikhlaash, Al-Falaq dan An-Naas.
Dibaca 3x ketika pagi dan sore. “Barangsiapa yang membacanya tiga kali ketika pagi dan ketika sore maka dia akan dicukupi dari segala sesuatu.” (HR. Abu Dawud 4/322, At-Tirmidziy 5/567, lihat Shahih At-Tirmidziy 3/182)
4. Membaca:
أَصْبَحْنَا وَأَصْبَحَ الْمُلْكُ لِلَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ، رَبِّ أَسْأَلُكَ خَيْرَ مَا فِيْ هَذَا الْيَوْمِ وَخَيْرَ مَا بَعْدَهُ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا فِيْ هَذَا الْيَوْمِ وَشَرِّ مَا بَعْدَهُ، رَبِّ أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْكَسَلِ وَسُوْءِ الْكِبَرِ، رَبِّ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابٍ فِي النَّارِ وَعَذَابٍ فِي الْقَبْرِ
Jika sore hari membaca:
أَمْسَيْنَا وَأَمْسَى الْمُلْكُ لِلَّهِ … رَبِّ أَسْأَلُكَ خَيْرَ مَا فِيْ هَذِهِ اللَّيْلَةِ وَخَيْرَ مَا بَعْدَهَا وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا فِيْ هَذِهِ اللَّيْلَةِ وَشَرِّ مَا بَعْدَهَا …
Dibaca sekali. (HR. Muslim 4/2088 no.2723 dari ‘Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu)
5. Membaca:
اللَّهُمَّ بِكَ أَصْبَحْنَا وَبِكَ أَمْسَيْنَا وَبِكَ نَحْيَا وَبِكَ نَمُوْتُ وَإِلَيْكَ النُّشُوْرُ
Jika sore hari membaca:
اللَّهُمَّ بِكَ أَمْسَيْنَا وَبِكَ أَصْبَحْنَا وَبِكَ نَحْيَا وَبِكَ نَمُوْتُ وَإِلَيْكَ الْمَصِيْرُ
Dibaca sekali. (HR. At-Tirmidziy 5/466, lihat Shahih At-Tirmidziy 3/142)
6. Membaca:
اللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّيْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ، خَلَقْتَنِيْ وَأَنَا عَبْدُكَ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ، أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ، وَأَبُوْءُ بِذَنْبِيْ فَاغْفِرْ لِيْ فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلاَّ أَنْتَ
Dibaca sekali ketika pagi dan sore. “Barangsiapa yang mengucapkannya dalam keadaan yakin dengannya ketika sore hari lalu meninggal di malam harinya, niscaya dia akan masuk surga. Dan demikian juga apabila di pagi hari.” (HR. Al-Bukhariy 7/150)
7. Membaca:
اللَّهُمَّ عَافِنِيْ فِيْ بَدَنِيْ، اللَّهُمَّ عَافِنِيْ فِيْ سَمْعِيْ، اللَّهُمَّ عَافِنِيْ فِيْ بَصَرِيْ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ. اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْكُفْرِ وَالْفَقْرِ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ
Dibaca 3x ketika pagi dan sore. (HR. Abu Dawud 4/324, Ahmad 5/42, An-Nasa`iy di dalam ‘Amalul Yaum wal Lailah no.22 dan Ibnus Sunniy no.69, serta Al-Bukhariy di dalam Al-Adabul Mufrad dan dihasankan sanadnya oleh Asy-Syaikh Ibnu Baz di dalam Tuhfatul Akhyaar hal.26)
8. Membaca:
اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ، اللَّهُمَّ إِنَّيْ أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِيْ دِيْنِيْ وَدُنْيَايَ وَأَهْلِيْ وَمَالِيْ، اللَّهُمَّ اسْتُرْ عَوْرَاتِيْ، وَآمِنْ رَوْعَاتِيْ، اللَّهُمَّ احْفَظْنِيْ مِنْ بَيْنِ يَدَيَّ، وَمِنْ خَلْفِيْ، وَعَنْ يَمِيْنِيْ، وَعَنْ شِمَالِيْ، وَمِنْ فَوْقِيْ، وَأَعُوْذُ بِعَظَمَتِكَ أَنْ أُغْتَالَ مِنْ تَحْتِيْ
Dibaca sekali ketika pagi dan sore. (HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah, lihat Shahih Ibnu Majah 2/332)
9. Membaca:
اللَّهُمَّ عَالِمَ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَاطِرَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ، رَبَّ كُلِّ شَيْءٍ وَمَلِيْكَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لاَّ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ نَفْسِيْ، وَمِنْ شَرِّ الشَّيْطَانِ وَشِرْكِهِ، وَأَنْ أَقْتَرِفَ عَلَى نَفْسِيْ سُوْءًا، أَوْ أَجُرَّهُ إِلَى مُسْلِمٍ
Dibaca sekali ketika pagi dan sore. (HR. Abu Dawud dan At-Tirmidziy, lihat Shahih At-Tirmidziy 3/142)
10. Membaca:
بِسْمِ اللهِ الَّذِيْ لاَ يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْءٌ فِي الْأَرْضِ وَلاَ فِي السَّمَاءِ وَهُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ
Dibaca 3x ketika pagi dan sore. “Barangsiapa yang mengucapkannya tiga kali ketika pagi dan tiga kali ketika sore, tidak akan membahayakannya sesuatu apapun.” (HR. Abu Dawud 4/323, At-Tirmidziy 5/465, Ibnu Majah dan Ahmad, lihat Shahih Ibnu Majah 2/332)
11. Membaca:
رَضِيْتُ بِاللهِ رَبًّا، وَبِالْإِسْلاَمِ دِيْنًا، وَبِمُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَبِيًّا
Dibaca 3x ketika pagi dan sore. “Barangsiapa yang mengucapkannya tiga kali ketika pagi dan ketika sore maka ada hak atas Allah untuk meridhainya pada hari kiamat.”
Boleh juga membaca:
… وَبِمُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَبِيًّا وَرَسُوْلاً
(HR. Ahmad 4/337, An-Nasa`iy di dalam ‘Amalul Yaum wal Lailah no.4 dan Ibnus Sunniy no.68, Abu Dawud 4/418, At-Tirmidziy 5/465 dan dihasankan oleh Asy-Syaikh Ibnu Baz di dalam Tuhfatul Akhyaar hal.39)
12. Membaca:
يَا حَيُّ يَا قَيُّوْمُ بِرَحْمَتِكَ أَسْتَغِيْثُ، أَصْلِحْ لِيْ شَأْنِيْ كُلَّهُ وَلاَ تَكِلْنِيْ إِلَى نَفْسِيْ طَرْفَةَ عَيْنٍ
Dibaca sekali ketika pagi dan sore. (HR. Al-Hakim dan beliau menshahihkannya serta disepakati oleh Adz-Dzahabiy 1/545, lihat Shahih At-Targhiib wat Tarhiib 1/273)
13. Membaca:
أَصْبَحْنَا عَلَى فِطْرَةِ الإِسْلاَمِ وَعَلَى كَلِمَةِ الإِخْلاَصِ، وَعَلَى دِيْنِ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَعَلَى مِلَّةِ أَبِيْنَا إِبْرَاهِيْمَ حَنِيْفًا مُسْلِمًا وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ
Jika sore hari membaca:
أَمْسَيْنَا عَلَى فِطْرَةِ الإِسْلاَمِ …
Dibaca sekali. (HR. Ahmad 3/406, 407, Ibnus Sunniy di dalam ‘Amalul Yaum wal Lailah no.34, lihat Shahiihul Jaami’ 4/209)
14. Membaca:
سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ
Dibaca 100x ketika pagi dan sore. “Barangsiapa yang membacanya seratus kali ketika pagi dan sore maka tidak ada seorang pun yang datang pada hari kiamat yang lebih utama daripada apa yang dia bawa kecuali seseorang yang membaca seperti apa yang dia baca atau yang lebih banyak lagi.” (HR. Muslim 4/2071)
15. Membaca:
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
Dibaca 10x. (HR. An-Nasa`iy di dalam ‘Amalul Yaum wal Lailah no.24, lihat Shahih At-Targhiib wat Tarhiib 1/272)
Atau dibaca sekali ketika malas/sedang tidak bersemangat. (HR. Abu Dawud 4/319, Ibnu Majah, Ahmad 4/60, lihat Shahih Abu Dawud 3/957 dan Shahih Ibnu Majah 2/331)
16. Membaca:
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
Dibaca 100x ketika pagi. “Barangsiapa yang membacanya seratus kali dalam sehari maka (pahalanya) seperti membebaskan sepuluh budak, ditulis untuknya seratus kebaikan, dihapus darinya seratus kesalahan, dan dia akan mendapat perlindungan dari (godaan) syaithan pada hari itu sampai sore, dan tidak ada seorang pun yang lebih utama daripada apa yang dia bawa kecuali seseorang yang mengamalkan lebih banyak dari itu.” (HR. Al-Bukhariy 4/95 dan Muslim 4/2071)
17. Membaca:
سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ: عَدَدَ خَلْقِهِ، وَرِضَا نَفْسِهِ، وَزِنَةَ عَرْشِهِ وَمِدَادَ كَلِمَاتِهِ
Dibaca 3x ketika pagi. (HR. Muslim 4/2090)
18. Membaca:
اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَرِزْقًا طَيِّبًا، وَعَمَلاً مُتَقَبَّلاً
Dibaca sekali ketika pagi. (HR. Ibnus Sunniy di dalam ‘Amalul Yaum wal Lailah no.54, Ibnu Majah no.925 dan dihasankan sanadnya oleh ‘Abdul Qadir dan Syu’aib Al-Arna`uth di dalam tahqiq Zaadul Ma’aad 2/375)
19. Membaca:
أَسْتَغْفِرُ اللهَ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ
Dibaca 100x dalam sehari. (HR. Al-Bukhariy bersama Fathul Baari 11/101 dan Muslim 4/2075)
20. Membaca:
أَعُوْذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ
Dibaca 3x ketika sore. “Barangsiapa yang mengucapkannya ketika sore tiga kali maka tidak akan membahayakannya panasnya malam itu.” (HR. Ahmad 2/290, lihat Shahih At-Tirmidziy 3/187 dan Shahih Ibnu Majah 2/266)
21. Membaca:
اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ
Dibaca 10x ketika pagi dan sore. “Barangsiapa yang membaca shalawat kepadaku ketika pagi sepuluh kali dan ketika sore sepuluh kali maka dia akan mendapatkan syafa’atku pada hari kiamat.” (HR. Ath-Thabraniy dengan dua sanad, salah satu sanadnya jayyid, lihat Majma’uz Zawaa`id 10/120 dan Shahih At-Targhiib wat Tarhiib 1/273)
Inilah di antara dzikir-dzikir yang disunnahkan dibaca ketika pagi dan sore. Ada juga bacaan yang lainnya akan tetapi kebanyakan sanadnya dha’if sebagaimana yang dijelaskan oleh Asy-Syaikh Al-Albaniy dan Asy-Syaikh Salim Al-Hilaliy. Walaupun tidak menutup kemungkinan sebagiannya ada yang shahih.
Lafazh-lafazh dzikir ini belum diterjemahkan mengingat terbatasnya tempat. Bagi yang ingin melihat terjemahan dan keterangannya bisa dilihat dalam “Perisai Seorang Muslim: Doa dan Dzikir dari Al-Qur`an dan As-Sunnah“.

Kamis, 12 Desember 2013

Cara mengubah powerpoint menjadi format PDF

Portable Document Format atau sering di sebut PDF adalah format file yang sering kita dengar. misalnya saja e-book, hampir semuanya memakai format ini. PDF dipilih karena salah satu kemampuannya yang dapat di buka dalam berbagai gadget misalnya PC, iphone, mobile phone, dsb. selain itu file PDF juga bisa langsung terlihat di browser saat anda mengakses direct link file ini dari suatu website.
Walaupun harus mengorbankan keindahan animasi yang anda buat, pengkonversian file powerpoint anda ke format PDF ini kami rasa cukup efektif. terutama untuk anda yang ingin membuat modul / e-book.
Lalu bagaimana cara mengubahnya? untuk powerpoint 2010 anda bisa langsung menyimpan powerpoint ke format PDF di dalam menu save as.
ScreenHunter 01 Oct. 04 17.061 Cara mengubah powerpoint menjadi format PDF
Sayangnya untuk powerpoint 2007 fitur ini tidak langsung ada, tapi tidak usah khawatir, silakan download 2007 Microsoft Office Add-in: Microsoft Save as PDF di sini . Dan perlu anda ketahui fitur ini bekerja di seluruh office (tidak hanya powerpoint).
Bagaimana? tertarik memakai format PDF? Semoga bermanfaat.

Jumat, 06 Desember 2013

Cara Meruqyah

  Dari sisi etomologi, ruqyah berarti permohonan
perlindungan, atau ayat-ayat, dzikir-dzikir dan doa-doa
yang dibacakan untuk benteng diri atau kepada orang yang sedang sakit. Sedangkan
menurut terminologi syariat, ruqyah berarti bacaanbacaan
untuk pengobatan yang syar’i (berdasarkan
nash-nash yang pasti dan shahih yang terdapat dalam Al
Qur’an dan As Sunnah) sesuai dengan ketentuanketentuan
serta tata cara yang telah disepakati oleh
ulama.
Allah subhannahu wa ta‟ala berfirman:
قُمْ هُىَ نِهَّرِيهَ آمَىُىا هُدًي وَشِفَا ء
....“Katakanlah, bagi segenap orang-orang yang beriman Al-Qur’an
menjadi petunjuk dan juga obat.” (QS.Fushshilat:44).
يَا أَيُّهَا انىَّاسُ قَدْ جَاءَتْكُمْ مَىْعِظَة مِهْ زَتِّكُمْ وَشِفَا ء نِمَا فِي انصُّدُوزِ وَهُدًي وَزَحْمَة نِهْمُإْمِىِيهَ
“Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari
Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam
dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman”. (QS.
Yunus 57)
Yaitu obat semua penyakit yang berada didalam dada.
  1. Persiapan diri :
-         Memiliki referensi yang cukup tentang Pengobatan, Ruqyah, Jin dan Tazkiyah Nafs (pensucian Jiwa)
-          Banyak istighfar & taqorrub kepada Allah swt
-         Do’a2  & Dzikir2 perlindungan perlu dilakukan juga oleh keluarga
-          Upayakan selalu dalam keadaan berwudhu’
-        Sebaiknya taqorrub dengan amal-amal sholih dan isti’anah kepada ALLAH swt sebelum memulai peruqyahan
-          Tawakkal, menyerahkan hasil sepenuhnya kepada Allah SWT
  1. Persiapan yang diruqyah :
-          Musnahkan / tutup pintu2 masuk Syaithan/jin : benda2 kemusyrikan : Jimat, ‘penangkal’, penglaris, pusaka2. Ilmu tenaga dalam (berikut atribut/panji2nya), jiwa yg penakut, pemarah, sering sedih, terlalu senang canda (sering tertawa-tawa), gambar2 bernyawa & patung, lambang2 kekufuran, dzikir2/wirid2/sholawat2 yang tidak diajarkan Nabi.
-          Benda2 tersebut dibakar : bacakan ayat kursi, dibakar, dirusak, dibuang ke tempat yang tdk dijangkau orang (shg tdk ditemukan lagi)
-          Bila blm sempat dilakukan, maka harus sudah ada sikap penolakkan dan siap memusnahkan.
-          Bila merokok, niatkan berhenti dari merokok (setelah diruqyah biaanya sudah tidak “nikmat” lagi cita rasa rokoknya.
-          Berwudhu sebaik-baiknya
-          Tertutup auratnya.
-          Hendaknya seorang wanita bersama muhrimnya jika yang meruqyah laki-laki.
  1. Persiapan lingkungan tempat meruqyah :
-          Bersih dari benda2 kemusyrikan, gambar, patung, alat2 musik dan lambang2 kekufuran atau kemaksiyatan. Termasuk yang ada pada perlengkapan rumah : maja, kursi, perhiasan dsb.
-          Bila rumah tsb ada benda2 kemusyrikan atau hal-hal yang harus dimusnahkan atau banyak tikus/ular maka lakukan peruqyahan utk rumah tersebut terlebih dahulu cara : Bacakan ruqyah di air dlm jml yg cukup banyak, cipratkan/semprotkan ke sarang2 tikus/ular, semua sudut rumah kecuali kamar mandi/wc.
  1. Mengawali peruqyahan :
-          Dengan do’a2 pertolongan, seperti :
يَـا حَيُّ يَـا قََيُّوْمُ بِرَحْمَتِكَ أَسْتَغِيْثُ
“Yaa hayyu yaa qoyyuum birohmatika astagiits” :
Wahai Yang Maha Hidup dan Berdiri sendiri, dengan rahmatMu aku memohon pertolongan
اللّهُمَّ أَعِنَّا عَلى ذِكْرِكَ وَ شُكْرِكَ وَ حُسْنِ عِبَادَتِكَ
Allahumma a’innaa ‘alaa dzikrika wa syukrika wa husni ‘ibaadatika. ,
“Ya ALLAH bantulah kami dalam mengingatMu, bersyukur kepadaMu dan beribadah yang baik kepadaMu”.
  1. Sering-seringlah meminta perlindungan kepada ALLAH swt dengan dzikir berikut :
اللّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُبِكَ مِنْ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ شَيْئًا أَعْلَمُهُ وَ أَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لاَ أَعِلَمُهُ
“YA ALLAH aku berlindung kepadaMu dari menyekutukanMu dengan sesuatu yang aku ketahui
dan aku memohon ampun dari (menyekutukanMu dengan sesuatu) yang aku tidak ketahui”
  1. Bacaan
Beberapa ayat yang sering digunakan dalam meruqyah diantaranya :
1.      Al Fatihah
2.      Al Baqarah 1-5,102, 163-164, 255, 258-286
3.      Al Imran 18-19
4.      Al A’raf 54-56, 117-122
5.      Yunus 81-82
6.      Thaha
7.      Al Mu’minun 33-36
8.      Ash Shoffat 1 – 10
9.      Al Ahqaf 29-32
10.  Ar-Rahman 33-36
11.  Al Hasyr  21-24
12.  Al Jin 1-9
13.  Al Ikhlas
14.  Al Falaq
15.  An Naas
  1. Teknik penanganan Reaksi:
REAKSI KETIKA DIRUQYAH
Baik dalam peruqyahan massal atau individual dapat terjadi beberapa reaksi-reaksi sebagai berikut :
Reaksi aktif :
  1.  
    1. Gerak fisik. Gerakkan tangan, kepala, raut muka, mata berkedip cepat
  1.  
    1. Gerakkan2 jurus beladiri dsb.
  1.  
    1. Suara/ucapan. Teriakkan, menangis, suara kesakitan, marah dsb.
  1.  
    1. Batuk-batuk keras seperti ada sesuatu yang ingin dikeluarkan
  1.  
    1. Bersendawa (jawa : antob) terus-menerus, bersin-bersin
  1.  
    1. Dsb………………..
Langkah yang dilakukan : Lakukan Ruqyah lebih intensif secara individual, ajaklah (jin) utk bicara, didakwahi, diajak bertaubat, perintahkan agar keluar.
Reaksi pasif :
  1.  
    1. Pusing/kepala berat, leher sakit, suara mengganggu di telinga
  1.  
    1. Panas badan sebagian atau keseluruhan
  1.  
    1. Dingin tiba-tiba sebagian badan atau keseluruhan
  1.  
    1. Ada rasa seperti angin di sekitar tubuh
  1.  
    1. Kesemutan berat pada tangan atau kaki
  1.  
    1. Sesak dada, berdebar-debar, terasa mual
  1.  
    1. Terasa bergetar, berdenyut (jawa : kedutan), ada yang berjalan di beberapa bagian dalam tubuh.
  1.  
    1. Ingin teriak, ingin menangis
  1.  
    1. Tiba-tiba ingin buang air besar/kecil
  1.  
    1. Mengantuk berat, gelisah
  1.  
    1. Dsb………………….
Langkah yang dilakukan :
Ø       Tanyakanlah kepada ybs tentang apa yang dirasakannya selama proses peruqyahan. Sarankan agar banyak-banyak istighfar dengan suara pelan sementara peruqyahan dilanjutkan kembali.
Ø       Setelah peruqyahan dirasa cukup, tanyakanlah kembali bagaimana keadaannya/yang dirasakannya.
Tanpa reaksi :
-          Tidak ada yang dirasakannya dari hal-hal tersebut di atas.
-          Tetapi gangguan/Keluhan yang dirasakan tetap ada.
Langkah yang dilakukan :
Ø       Sarankan agar dengan sungguh-sungguh memusnahkan, meghilangkan, meningglkan sebab-sebab gangguan sebagaimana tersebut diatas.
Ø       Sarankan agar melaksanakan dengan sungguh-sungguh ‘resep peRuqyahan’
Ø       Melanjutkan peruqyahan ketika sudah dirasa cukup waktu bahwa ybs melaksanakan saran-saran di atas.
-          Berontak/meronta-ronta/teriak/menangis, cara :  dipegangi jika perlu diikat dengan kain sehingga tidak melukai, jin tsb ditanya, didakwahi, diperintah keluar.
-          Bila tidak mau menjawab/melawan, cara :  berikan perlakuan fisik, tekan daerah2 sensitif (titik2 accupuntur) seperti : titik/gundukan antara ibujari dan terlunjuk tangan, titik tengah2 antara bahu (pundak) dengan puting susu, titik sekitar pusar 3 jari di atas atau di bawahnya. Tekan kira2 seberat tekanan 3 s/d 5 kg sambil dibacakan ayat2 siksa (seperti Ad Dukhon <44> : 43 – 50 , As Shoffat <37> : 1 – 10) berulang-ulang.
-          Diam/tidak mau berkomunikasi, cara : tanyakan pasien tersebut bagian mana yang terasa sakit/berat/pusing/panas/getar dsb, maka pusatkan peruqyahan di tempat tsb (letakkan tangan dan lakukan pencabutan seolah-olah ada yang melekat di tempat tersebut) lalu tanyakan keadaannya setelah peruqyahan tsb.
  1. Bantu dengan Air Ruqyah. Selama membaca bacaan ruqyah bila memungkinkan secara bersamaan buat air ruqyah, cara : dekatkan mulut ke permukaan air dan atau letakkan salah satu telapak/jari tangan masuk ke dalam air.
  2. Yang paling perlu diingat bahwa target utama dalam Peruqyahan ini adalah : mengembalikan saudara-saudara kita tersebut dari kekeliruan Aqidah, ibadah serta akhlaqnya.
سُبْحَـانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّـا يَصِفُوْنَ وَ سَلاَمٌ عَلى الْمُرْسَلِيْنَ و الْحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِبْنَ


Jaga keikhlasan & kebersihan amal kita secara syar’i serta sabar, Semoga kita selalu dimudahkan oleh ALLAH.

..............................................................................................................

TEKNIK MEMBANGUN PERTAHANAN DIRI

Tehnik pertama dan utama ini adalah upaya membangun pertahanan diri
dari sihir dengan membangun “Benteng Hati” agar tahan dari serangan jin
dan sihir ataupun dalam rangka pemulihan, dengan cara melakukan
semua Ritual Sunnah yang mampu kita kerjakan, setidaknya dengan
amalan sunnah berikut:

-Jauhkan perbuatan sirik (menyekutukan Allah) hilangkan jimat2, jauhi perdukunan. karena sirik melawan Allah SWT.

-Lakukan Ibadah yang sesuai dengan ajaran Rasulullah, Jaihi Bid'ah (ibadah2 yang ngak ada di hadis nabi) seperti puasa mutih, ngerowor, pati geni, ngamalkan manaqiban, dll karena bid'ah ini sama dengan melawan Nabi Muhammad SAW.
- Menegapkan shalat lima waktu tepat waktu.
- Membangun Qiyamullail (shalat malam/tahajud).
- Dhawamul Wudhu (Menjaga wudhu sepanjang hari)
- Selepas Shalat Lakukan:
1. Dzikir: Subhanallah, Alhamdulillah, Lailaha illallah, dan Allahuakbar
sebanyak 33 kali.Sehabis shalat pardu,
2. Baca; “Hasbunallah wanikmal wakiil nikmal maula wanikman nasiir”
Atau “Bismilahi ladi layadhuru ma’asmihi syaiungfil ardi wala fissama,
wahua sami’ul aliim” Sebanyak 7 kali
3. Baca Alfatihah, Al Ikhlas, Al Falaq, An Nass dan Ayat Kursi.
- Selepas Shalat Subuh baca: “Lailaaha illallahu, wahdahu laa syariikalahu,
lahulmulku walahul hamdu, wahua ‘ala kulli saiyiing qadiir” sebanyak100
kali. Jika tidak selesai saat itu, upayakan dzikirkan sepanjang hari hingga
100 atau lebih.
- Selepas Magrib, baca 10 Ayat Albaqarah (1-4, 255, 284-286).
- Membaca asma Allah dalam 3 kondisi; saat marah, sedih dan takut.

.......................................................................................................................


Ruqyah mandiri

Muqodimah ruqyah ini akan anda lakukan sebelum memulai meruqyah
diri anda sendiri. Tentu saja, kita harus mmpersiapkan tempat, ruhani dan
jasmani kita serta memperhatikan adab-adab dalam berdo’a atau adab
bagaimana saat kita meminta kepada Allah. Semua benda-benda yang
mengandung kesyirikan harus dimusnahkan terlebih dahulu.
Berikut ini adalah tatacara untuk memulai Ruqyah Mandiri (jika kondisi
darurat, maka cukup lakukan point 3 saja):
1. Berwudhu untuk mensucikan jasmanikita, untuk lebih sempurna
mandilah agar hati sejuk dan lembut.
2. Shalat Mutlak (Baik 2 atau 4 rakaat) untuk memohon pertolongan
kepada Allah) baik di sujud terakhir atau selepas shalat.
3. Mengucapkan Ta’awudz, Basmallah, Beristighfar dan Shalawat Nabi.
- Taawudz bisa dengan membaca salah satu lafal berikut;
“Audzubillahiminassayitoonirrajiim”, atau “Audzubikalimatillahi tammati
tammati minkulli syariima kholak” atau ‘Audzubillahikalimatillahit tammati
tammah, mingkulli sayyitoni wahammah, wamingkulli ‘ainu lammah” atau
“’Audzubillahisami’il aliimi minassayitooniraajiim”
- Basmallah, memulai do’a dengan menyebut Asma-Nya yang maha
Agung.
- Istighfar, bisa membaca; “Astaghfirullahal adziim, alladi laa ilaha illa
huwal hayyul qayyum waatubu ilaih” atau “Laa ilaaha illa anta, subhanaka
inni kungtum minadzalimiin”. Atau bisa diganti dengan shalat taubat, jika
belum pernah bertaubat dari kesyirikan.
- Shalawat, lakukan seperti biasa; semisal, “Allahuma shalli ala
Muhammad wa ala ali Muhammad”

4. Memohon kekuatan kepada Allah, bisa dilakukan dengan membaca
salah satu do’a sebagai berikut:
- La Hawla walaa Quwwata Illa Billahil aliyhil Adziim.
- Hasbunallah wanikmal wakiil nikmal maula wanikman nasiir.
- Bismilahiladi layadhuru maasmihi sayiung fil ardhi wala fissama wahua
samiun aliim.
5. Mulailah melakukan ruqyah mandiri dengan membaca ayat-ayat alquran, Ayat-ayat Ruqyah tersebut dilengkapi oleh para ulama yang berkompeten
dalam ruqyah sbb: Surah Al-fatihah, Al Baqarah: 1-5, 102-103, 163-164,
285-286. Al-Imran 18-19, Al-A'raaf 54-56, 117-122, Yunus 81-82, Taha 69,
Al-Mukminin 115-118, As-Shaffat 1-10, Al-Ahqaf 29-32, Ar-Rahman 33-
36, Al-Hasyr 21-24, Al-Jin 1-9, Al-Ikhlas, Al Falaq dan An-Nas.

baca berulang-ulang...

......................................................................

semoga berhasil, amien..


 

 
Terimakasih Atas Kunjungannya

Di blog Kami

&

×


 

Postingan Populer